Saturday, March 22, 2008

Tapak Dara Bisa Mencegah Kanker

Pengobatan dan pencegahan secara medis terhadap kanker payudara melalui pengangkatan tumor, kemoterapi, atau radioterapi ternyata menemui kendala. Tak seberapa lama, kankernya bisa muncul kembali. Tidak heran apabila kemudian penderita beralih mencoba pengobatan dengan tanaman(herbtherapy). Tapak dara (Catharanthus roseus) merupakan tumbuhan terna menahun dari famili Apocynaceae (kamboja-kambojaan). Tanaman yang berasal dari Amerika Tengah ini dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl, sedangkan di Indonesia dikenal sebagai tanaman hias yang menarik karena bunganya.

Ada beberapa nama, tergantung lokasinya. Di Jawa, orang menyebut sebagai kembang tembaga, paku rane, tapak doro, bunga serdadu; di Sumatra diberi nama ruru-ruru, rumput jalang; orang Sulawesi memanggilnya sindapor; di Maluku disebut usia. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji, stek batang, atau akar.

Dalam Medicinal and Poisonous Plants 1 yang dilaporkan H. Sutarno dan Radjiman (1999), selain vinblastine dan vincristine, tapak dara juga mengandung alkaloid turunan seperti vindesine dan vinorelbine. Vinblastine digunakan sebagai bahan pengobatan penyakit leukemia. Vincristine digunakan sebagai bahan pengobatan leukemia akut, pembengkakan limpa, kanker cabang tenggorokan (broncial cancer), perkembangan tumor ganas pada ginjal (nephroblastomas), kanker payudara (intraductal carcinoma), dan berbagai jenis tumor ganas yang awalnya menyerang urat saraf maupun otot (rhabdomysarcoma). Pemanfaatan tapak dara untuk pengobatan kanker payudara memerlukan 22 lembar daun tapak dara, buah adas (Foeniculum vulgare), dan kulit kayu pulasari (Alyxia reinwardti).

Adapun cara membuatnya, yaitu ketiga bahan tersebut dicuci bersih kemudian direbus dalam air sebanyak tiga gelas. Tambahkan gula merah secukupnya dan biarkan mendidih sampai tinggal setengahnya. Setelah dingin saring dengan saringan teh dan ramuan ini diminum tiga kali sehari (pagi, siang, malam) masing-masing setengah gelas. (Budi Imansyah S)

Untuk informasi lebih lengkap tentang kanker, klik di sini

Friday, March 21, 2008

Cegah Penyakit Jantung dengan Mengonsumsi Kacang

Mitos makan kacang dapat menimbulkan jerawat, asam urat, dan batuk, tidak semuanya benar. Menurut Guru Besar Bidang Nutrisi dari Penn State University, Dr Penny Kris-Etherton, semakin kita sering mengonsumsi kacang, maka risiko terkena penyakit jantung koroner pun semakin berkurang.

Menurutnya, kandungan asam lemak tak jenuh yang ada dalam kacang-kacangan, khususnya kacang tanah terbukti sangat tinggi dan profil asam lemak dalam kacang tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan risiko penyakit jantung koroner. ”Mengkonsumsi satu ons kacang, lebih dari
lima kali seminggu bisa menurunkan risiko penyakit jantung koroner 25 persen sampai 39 persen,”ujarnya.

Penelitian Penny ini didukung oleh penelitian dari Dr Frank Hu dari Havard School of Public Health. Dalam pertemuan American Heart Association di Dallas tahun 2000, Frank mengungkapkan ahsil penelitiannya terhadap 86 ribu wanita yang sering mengkonsumsi kacang, disimpulkan bahwa mengkonsumsi kacang-kacangan termasuk kacang tanah, mampu menjaga pemompaan aktivitas jantungdengan teratur.

Kacang-kacangan mengandung fitosterol, Beta-Sitosterol (SIT) yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan kanker dan melindungi dari penyakit jantung. SIT juga menawarkan perlindungan dari colon, prostate dan kanker payudara. Kandungan SIT dalam 100 gram kacang adalah 165 mg. Fitosterol dalam jantung dapat menurunkan kadar kolesterol dan level Triglyserida dengan cara memblok absorbsi kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi reabsorbsi kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol. Lebih dari 80 persen lemak dalam minyak kacang adalah jenis yang tidak jenuh dan sehat bagi jantung serta bebas kolesterol.


Selain mengandung SIT, kacang-kacangan juga mengandung serat (fiber). Menurut Prof Dr Muhilal dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan,
Bogor, tingginya kolesterol darah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Serat dalam makanan terdiri dari serat yang larut dalam air dan yang tidak terlarut dalam air, namun keduanya dapat menurunkan kolesterol.

Muhilal menjelaskan penurunan kolesterol terjadi antara lain karena kolesterol terbawa ke dalam feses bersama serat dan proses biosintesis kolesterol dalam hati berkurang karena tingginya konsumsi serat. Idealnya, kita harus mengkonsumsi serat 25-30 gram per hari. Kacang tanah termasuk makanan yang mengandung serat. Satu sendok kecil kacang tanah mengandung 2 gram serat atau 8 persen dari serat yang dibutuhkan per hari.

”Masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengkonsumsi serat 10,5 gram per hari, jauh di bawah yang dianggap dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung koroner yakni di atas 20 gram per hari. Lebih dari 90 persen penduduk Indonesia konsumsi seratnya kurang dari 20 gram per hari,” ujarnya. Menurutnya, sayuran, buah-buahan dan serealia merupakan sumber serat. Tapi sayangnya, serealia yang ada di pasaran sudah sangat rendah kandungan seratnya karena masyarakat lebih suka pada beras yang disosok.

Sementara itu Menteri Kesehatan Achmad Sujudi mengatakan sejak tahun 1955, penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. ”Perilaku hidup yang berisiko di kalangan masyarakat seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang dan kurang melakukan aktivitas fisik merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung koroner. Data dari WHO menunjukkan setiap tahun tidak kurang dari 12 juta orang meninggal dunia akibat serangan jantung.


Dalam penandatanganan naskah kerja sama antara Yayasan Jantung Indonesia dengan Garudafood Group, Sabtu lalu, Menkes mengatakan, kematian akibat dari penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes dan sebagainya memberikan kontribusi yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan kematian akibat penyakit menular. Pada tahun 2000 ada sekitar 55 juta orang meninggal karena serangan jantung, stroke, kanker dan diabetes.

”Kematian akibat penyakit tidak menular hampir 60 persen dari kematian di dunia. Tujuh puluh sembilan persen kematian akibat penyakit tidak menular terjadi di negara-negara berkembang. Penyakit tidak menular tersebut dapat dicegah dengan pola makan yang seimbang, berhenti merokok dan olahraga secara teratur, “ujarnya.

(SH/stevani elizabeth)

Sehat & Nikmat dengan Tomat


Siapa yang tak kenal buah tomat? Buah yang dijuluki si apel cinta - love apple - karena dianggap bisa membangkitkan gairah cinta ini memang enak sekali diolah sebagai jus karena rasanya yang khas dan segar. Bangsa Italia juga gemar menggunakan buah tomat ini sebagai bahan saus yang tak pernah absen dalam berbagai hidangannya, sebut saja pizza, spaghetti, sup tomat dan berbagai hidangan pasta italia yang selalu menghadirkan tomat sebagai sausnya. Dalam dunia kecantikan, tomat juga dikenal sebagai bahan pembuat masker wajah yang handal dan telah teruji dalam merawat wajah dengan pori-pori besar dan berminyak.

Likopen Paling Berjasa

Menikmati tomat, selain enak, ternyata juga sangat menyehatkan. Siapa sangka jika tanaman dengan nama latin Solanum lycopersicum ini pada awalnya diduga merupakan buah beracun karena daya tumbuhnya yang luar biasa, namun ternyata memiliki kandungan senyawa karotenoid dengan daya antioksidan tertinggi, yaitu LIKOPEN. Seperti sayuran dan buah-buahan lain yang berwarna kuning sampai merah, tomat memiliki senyawa karotenoid yang memiliki sifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas akibat polusi dan radiasi sinar UV. Yang istimewa adalah bahwa Likopen hampir hanya ditemukan dalam buah ini. Likopen meliputi sekitar 50% senyawa karotenoid yang terdapat dalam sebutir tomat.

Dalam tubuh, Likopen banyak ditemukan di testis, kelenjar suprarenal dan prostate. Walaupun arti kehadiran Likopen di bagian-bagian tubuh tersebut belum diketahui, namun dicurigai bahwa apabila jumlahnya dalam tubuh berkurang, maka Likopen dapat menjadi akar timbulnya masalah patologi, seperti tumor. Selain itu, telah dipelajari adanya hubungan timbal balik antara kadar Likopen tubuh dengan tumor di daerah prostat, lambung dan juga pankreas, karenanya disarankan pengujian kadar Likopen dalam darah untuk mengidentifikasi adanya tumor, di mana pada penderita tumor, kadar ini sangat rendah.

Jumlah Likopen dalam plasma dan kulit pun dapat dibandingkan dengan jumlah beta-karoten. Jika kulit berada dalam kondisi stress akibat radiasi sinar UV, jumlah Likopen yang hilang lebih besar dari jumlah beta-karoten. Kenyataan ini menyimpulkan bahwa Likopen berfungsi sebagai zat antioksidan, dan bekerja lebih kuat daripada beta-karoten.

Bukan cuma Likopen, tomat pun kaya dengan nutrisi-nutrisi penting lainnya. Satu gelas jus tomat bisa mengandung energi 20 kalori; protein 1 g; lemak 0,3 g; karbohidrat 4,2 g; kalsium 8 mg; fosfor 29 mg; zat besi 0,59 mg; natrium 10 mg; kalium 254 mg; vitamin A 1,394 IU; biotin 2 mg; asam folat 11,5 mcg; vitamin C 21,6 mg dan magnesium 14 mg.


Tomat Yang Kaya Manfaat

Pada awal Nopember 1934, Dr. Bennet-lah orang Amerika pertama yang menyatakan buah ini dapat mengobati diare, serangan empedu, gangguan pencernaan, dapat mencegah kolera, serta memulihkan fungsi liver. Pernyataan ini diperkuat oleh Dr. Yumi Tohuoka (1953) dalam laporan The Tohoku Journal of Experimental Medicine, bahwa tomat secara klinis efektif dalam menyeimbangkan gangguan liver.

Berkat kandungan Likopen, tomat menjadi buah yang semakin kaya akan manfaat. Tomat terutama efisien untuk kanker prostate. Suatu penelitian yang dilakukan di Harvard University terhadap 48.000 pria diperoleh kesimpulan bahwa mereka yang makan produk olahan dari tomat sebanyak 10 kali seminggu, memiliki resiko terkena kanker prostate lebih rendah 35% daripada pria yang makan tomat kurang dari 1½ seminggu. Selain kanker prostate, tomat juga mampu menurunkan resiko serangan jantung, dan juga kanker payudara dan pankreas. Likopen dalam tomat juga mampu mengurangi resiko terjadinya bercak-bercak kulit karena usia (macular degeneration). Sebagai antioksidan berdaya kerja tinggi, Likopen sangat efektif melawan radikal bebas, sehingga kesehatan fisik tetap terjaga dan juga membuat tetap awet muda.

Kandungan asam p-kumarat dan asam klorogenat di dalam tomat secara langsung mampu melemahkan zat nitrosamine, yaitu salah satu zat penyebab kanker yang mungkin terdapat dalam makanan. Kandungan asam lainnya yaitu asam malat dan asam sitrat dapat menjaga kebersihan saluran empedu, sehingga dapat menghindari terjadinya batu empedu. Kedua jenis asam ini juga mampu membersihkan penyempitan pembuluh darah ke penis yang diakibatkan oleh penumpukan lemak dan gula.

Tomat juga mengandung zat tomatin yang bersifat antiinflamasi (antiradang) sehingga dapat menyembuhkan radang pda jerawat, luka, borok, wasir, usus buntu hingga radang saluran pencernaan (bronchitis).

Sebuah penelitian yang dilakukan Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia menemukan khasiat biji tomat bagi kesehatan. Seperti yang dikutip majalah kesehatan Prevention, Asim K Dutta-Roy, PhD, sang peneliti menemukan, cairan licin atau jelly berwarna kuning yang terdapat di sekitar biji tomat, mengandung senyawa atau bahan campuran yang manjur untuk melawan stroke dan penyakit jantung.

Penelitian juga mendapatkan bahwa jika meminum juice tomat tanpa membuang bijinya, maka sekitar risiko terjadinya penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung berkurang hingga 72%.


Cara Sehat Mengolah Tomat

Tomat dapat dinikmati dengan cara dimakan langsung, dibuat jus ataupun dengan diolah menjadi sup dan saus. Dalam bentuk segar, baik dimakan langsung ataupun dibuat jus, tomat memberi manfaat tinggi beta-karoten, vitamin C dan mineral kalium. Dalam bentuk dimasak, Likopen akan lebih mudah keluar dari sel-sel buah dan lebih mudah larut, sehingga cara ini lebih disarankan jika ingin memanfaatkan kandungan Likopen-nya. Kami punya cara praktis menikmati tomat 'matang' tanpa harus repot-repot mengolahnya menjadi sup atau saus yang menjadi resep andalan dari orang tua. Pilih tomat yang segar, merah namun tidak benyek (terlalu matang), potong-potong sesuai selera dan tempatkan ke sebuah gelas besar, taburi gula pasir atau madu secukupnya, lalu siram dengan air mendidih, tutup dan biarkan sampai dingin. Untuk lebih menikmatinya, setelah dingin bisa ditambahkan potongan es. Rasanya benar-benar nikmat dan segar. Tidak percaya? Coba saja!